oleh : Nurhidayat kusuma
VALENCIA, KOMPAS.com — Pebalap Repsol Honda, Casey Stoner, memenangi balapan penuh drama di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Minggu (6/11/2011). Sempat disalip pebalap Yamaha, Ben Spies, saat balapan tersisa tiga lap, Stoner justru bangkit dan lebih dulu mencapai garis finis dengan keunggulan hanya 0,015 detik.
Dengan hasil ini, Stoner menyempurnakan kesuksesannya sepanjang musim 2011. Setelah memastikan diri menjadi juara dunia sejak GP Australia, dia juga menyamakan rekor Mick Doohan yang meraih 12 pole position dalam satu musim dan mencetak 10 kemenangan dari total 18 seri yang dilakoni. Juara dunia 2007 ini pun meraih kesuksesan dengan selalu naik podium, kecuali pada seri kedua di Spanyol, ketika dia kecelakaan karena bersenggolan dengan Valentino Rossi.
Sementara itu, Andrea Dovizioso, yang start dari urutan kedelapan, finis di urutan ketiga sehingga berhasil mewujudkan impiannya menempati peringkat ketiga MotoGP 2011. Dia mengalahkan rekan setimnya di Repsol Honda, Dani Pedrosa, yang justru finis di urutan kelima karena disalip pebalap Yamaha Tech 3, Cal Crutchlow.
Empat pebalap langsung "out"
Drama langsung terjadi sesaat setelah start balapan di Sirkuit Ricardo Tormo. Pasalnya, saat lampu merah padam dan para pebalap mulai menggeber motornya, kecelakaan beruntun terjadi menjelang tikungan pertama.
Pebalap Rizla Suzuki, Alvaro Bautista, menyenggol bagian belakang motor pebalap Repsol Honda, Andrea Dovizioso. Akibatnya, terjadi tabrakan beruntun di mana motor Bautista menghantam motor Valentino Rossi. Selanjutnya dua motor tersebut, Rossi dan Bautista, menghantam motor Randy de Puniet dan Nicky Hayden. Alhasil, empat pebalap langsung keluar (out) pada awal lomba.
Bendera kuning pun dikibarkan di tikungan pertama, tanda tak boleh ada aksi overtaking di tikungan tersebut. Hanya 10 pebalap yang melanjutkan lomba.
Pertarungan sengit terjadi antara Dovizioso, yang start dari urutan kedelapan, dan rekan setimnya di Repsol Honda, Pedrosa, serta pebalap Yamaha, Spies. Dovizioso, yang bertekad finis di posisi ketiga klasemen akhir, berusaha keras mengalahkan Pedrosa, yang menjadi pesaing terberatnya dalam mewujudkan ambisinya tersebut.
Maka, tak heran jika Dovizioso dan Pedrosa bersaing sangat ketat. Spies pun terus memberikan ancaman dan siap memanfaatkan kelengahan dua pebalap satu tim tersebut. Sementara itu, Casey Stoner, yang start dari pole position–menyamai rekor Mick Doohan yang meraih 12 pole position dalam satu musim–semakin nyaman di posisi terdepan. Pebalap Australia tersebut, yang sudah memastikan diri menjadi juara dunia sejak GP Australia, unggul 6,131 detik ketika balapan memasuki lap kedelapan.
Memasuki lap ke-10, Dovizioso dan Pedrosa mulai membuat jarak dengan Spies, yang membuat kesalahan ketika terlalu melebar saat menikung ke kiri. Dovizioso, yang musim depan akan membela tim satelit Yamaha Tech 3, terus mempertahankan posisinya di urutan kedua.
Namun, dua lap berselang, Pedrosa menyalip Dovizioso. Pebalap Spanyol tersebut memanfaatkan celah ketika menikung ke kiri, di mana dia mengambil dari dalam, sehingga mendesak Dovizioso untuk sedikit "mengalah" agar tak terjadi kecelakaan.
Namun, pada lap ke-14, Dovizioso kembali berada di urutan kedua dan Spies kembali merapat dan memberikan ancaman kepada Pedrosa. Sementara itu, Stoner semakin nyaman di urutan pertama karena sudah unggul 10 detik. Tampaknya, juara dunia 2007 dan 2011 tersebut bakal meraih kemenangan ke-10 sepanjang musim 2011.
Ketatnya persaingan antara Dovizioso, Pedrosa, dan Spies menjadi hiburan sekaligus drama yang menegangkan pada seri terakhir ini. Ketika Stoner sendirian membalap di depan dan empat pebalap yang potensial untuk berada di barisan depan sudah tersingkir, tiga pebalap ini justru menarik perhatian para pencinta MotoGP.
Saat balapan tersisa tujuh lap, Spies menyalip Pedrosa. Kondisi ini tentu menjadi berita bagus bagi Dovizioso karena dia pasti menempati peringkat ketiga pada klasemen akhir. Namun, dua lap berselang, giliran Dovizioso yang dilibas pebalap asal Texas tersebut dan dia pun terus merangsek ke depan untuk mendekati Stoner, yang tampaknya melambat karena gap hanya tinggal lebih dari 6 detik.
Memasuki lap ke-26, Stoner mulai mendapat ancaman dari Spies karena mereka hanya berselisih 1,615 detik. Satu lap berselang Spies melibas mantan pebalap Ducati tersebut, yang membuat para kru Yamaha di garasi bersorak girang. Sebuah aksi yang sangat memukau!
Namun, Stoner tak menyerah. Dia terus memberikan tekanan kepada Spies hingga menjelang finis. Usahanya tidak sia-sia karena ketika keluar dari tikungan terakhir untuk menyentuh garis finis, Stoner melesak bak roket dan lebih dulu menyentuh garis finis dengan pautan waktu hanya 0,015 detik.
0 komentar:
Posting Komentar